Ketika Tetanggaku Masuk Lewat Lemari Saat Aku Kecil

VOXBLICK.COM - Semua orang punya kenangan masa kecil yang terkadang sulit dijelaskan. Namun, tidak semua kenangan seperti yang kualami sendiriketika malam-malamku dihantui oleh sosok tetangga yang aneh, dan lemari di sudut kamar menjadi gerbang rahasia tempat ia menyusup ke dunia kecilku. Sampai sekarang, aroma kayu tua dan bunyi engsel berdecit masih menyisakan getaran di dadaku.
Malam Pertama: Bunyi Misterius dari Lemari
Malam itu, angin menerpa jendela dan menggoyangkan tirai tipis di kamarku. Aku berbaring menatap langit-langit, mencoba mengabaikan suara aneh dari dalam lemariku. Mulanya, aku pikir itu tikus, atau mungkin angin.
Tapi suara ituseperti langkah kecil yang berat dan napas tercekikterus berulang setiap pukul dua dini hari. Aku menahan napas, berharap semua itu hanya ilusi anak-anak saja.

Keesokan paginya, aku melihat jejak lumpur di lantai kayu, mengarah dari lemari ke bawah ranjang. Aku menceritakannya pada ibu, tapi beliau hanya menertawakanku. “Mungkin kamu lupa membersihkan sepatu,” katanya.
Namun aku tahu, aku tidak pernah membawa sepatu ke dalam kamar.
Bayangan di Balik Pintu Lemari
Malam-malam berikutnya, keberadaannya semakin nyata. Setiap kali aku mencoba memejamkan mata, aku mendengar suara berbisik dari balik pintu lemari. Kadang, pintu itu bergoyang perlahan, lalu berhenti seperti menahan sesuatu dari dalam.
Aku terlalu takut untuk mendekat, tapi rasa penasaran perlahan mengalahkan ketakutanku.
- Suara napas berat yang semakin dekat setiap malam
- Bau tanah basah dan parfum murahan memenuhi kamar
- Bayangan tinggi kurus yang selalu muncul di sela pintu lemari
Suatu malam, aku melihat sepasang mata menatapku dari celah pintu. Mata itukeruh, tak berkedip, dan penuh keinginan aneh. Aku membeku di ranjang, dan untuk sesaat, aku merasa tubuhku tak bisa digerakkan.
Ketika aku berani menoleh lagi, pintu lemari sudah tertutup rapat, meninggalkan jejak kuku di kayu tua itu.
Pertemuan dengan Tetangga yang Aneh
Aku mulai mengamati lingkungan sekitar. Hanya satu orang yang tampak mencurigakanPak Suryo, tetangga sebelah yang selalu berjalan membungkuk dan menatapku tajam tiap kali lewat depan rumah. Ia sering membawa tas besar yang tampak berat.
Suatu sore, aku melihatnya berdiri lama di depan rumahku, memandangi jendela kamarku dengan senyum tipis yang sulit diartikan.
Ibu pernah bilang, “Jangan terlalu dekat dengan Pak Suryo, dia orangnya suka aneh.” Namun, aku tak pernah membayangkan keanehannya bisa menembus batas rumah dan masuk lewat lemariku sendiri.
Malam Paling Mencekam: Ketika Lemari Terbuka Sendiri
Malam itu, hujan mengguyur deras. Kilat sesekali menyambar, menerangi kamar dengan cahaya pucat. Aku terbangun karena suara berat dari arah lemari.
Perlahan, pintunya terbuka, dan dari dalam, tubuh kurus Pak Suryo merayap keluar, membungkuk dan berjalan pelan ke arah ranjangku. Napasnya memburu, dan matanya menatap kosong menembusku.
“Jangan bilang siapa-siapa, ya…” bisiknya pelan, suara parau seperti suara yang selama ini mengisi mimpiku. Tubuhku kaku, hanya bisa menatap tangannya yang dingin menyentuh selimutku.
Ia lalu berbalik, masuk kembali ke dalam lemari, dan pintu tertutup sendiri. Aku hanya bisa terisak, tak berani memanggil siapa pun.
Jejak yang Tak Pernah Hilang
Sejak malam itu, aku tidak pernah lagi melihat Pak Suryo di sekitar rumah. Ibuku bilang, beliau pindah entah ke mana. Tapi setiap malam, aku masih mendengar suara napas berat dan pintu lemari yang berdecit pelan.
Setiap aku membuka lemari, aku menemukan benda-benda asingtopi tua, sapu tangan dengan inisial ‘S’, dan bau parfum murahan yang tak pernah benar-benar hilang.
Hingga kini, aku tak pernah berani tidur dengan pintu lemari terbuka. Kadang, di tengah gelap malam, aku mendengar bisikan pelan dari balik kayu tua itu. “Jangan bilang siapa-siapa, ya…”
Dan malam tadi, ketika aku hendak menutup lemari, kulihat sepasang mata keruh menatapku, tersenyum samar. Aku menahan napas, berharap itu hanya bayangan.
Tapi aku tahu, beberapa rahasia masa kecil memang tak pernah benar-benar pergi, hanya menunggu waktu untuk kembali… lewat lemari.
Apa Reaksi Anda?






