Rahasia Kematian Ibuku yang Selalu Membayangi Malamku

VOXBLICK.COM - Hujan turun perlahan-lahan, mengetuk genting rumah tua peninggalan keluarga kami. Setiap tetesnya seolah membawa kenangan samar tentang malam ketika ibuku meninggal dunia. Aku, anak tunggal yang tumbuh dalam bayang-bayang peristiwa itu, masih mengingat jelas aroma tanah basah yang menyeruak di malam penuh misteri itu. Kematian ibuku bukan sekadar kepergian biasa ada rahasia gelap yang selalu membayangi malam-malamku. Kadang aku merasa, kematian itu tak pernah benar-benar selesai.
Bayangan di Balik Jendela
Malam selalu menjadi waktu terberat bagiku. Sejak ibuku pergi, rumah ini terasa lebih dingin dan sepi. Namun, yang paling menakutkan adalah ketika aku mulai melihat bayangan samar di balik jendela kamarku.
Awalnya aku pikir itu hanya imajinasi, hasil dari lelah dan kesedihan yang menumpuk. Tapi semakin lama, bayangan itu semakin nyata. Setiap malam, aroma melatiaroma kesukaan ibukumenguar begitu kuat, membuat bulu kudukku meremang.

Pernah suatu malam, aku mendengar suara tangisan lirih dari arah dapur. Ketika kuintip, kulihat sosok perempuan dengan rambut panjang tergerai, mengenakan gaun putih yang sangat familiar. Nafasku tercekat.
Aku tahu, itu ibukuatau setidaknya sesuatu yang menyerupainya. Tapi wajahnya... tidak seperti yang kuingat. Wajah itu penuh luka, matanya menatap kosong ke arahku. Aku terpaku di tempat, tak mampu bergerak, sementara suara tangisan itu perlahan berubah menjadi bisikan yang memanggil namaku.
Rahasia yang Tak Pernah Terungkap
Sejak malam itu, aku tahu ada sesuatu yang disembunyikan ibuku semasa hidupnya. Beberapa kejadian aneh mulai terjadi di rumah ini:
- Lilin di ruang tamu sering tiba-tiba menyala sendiri, meski tak ada angin atau api terdekat.
- Foto keluarga di dinding sering terjatuh, selalu pada tanggal kepergian ibu.
- Ada suara langkah kaki berat di lorong setiap pukul tiga dini hari.
- Surat-surat lama milik ibu tiba-tiba muncul di meja makan, padahal aku yakin sudah menyimpannya di loteng.
Semakin Nyata, Semakin Dekat
Beberapa malam terakhir, bayangan ibu tak lagi hanya berdiri di balik jendela atau menyusuri lorong. Kini, ia duduk di tepi ranjangku, memandangku dengan tatapan kosong. Suara bisikannya semakin jelas, seolah ingin memberitahuku sesuatu yang penting.
"Jangan percaya siapa pun di rumah ini," katanya suatu malam. Aku terbangun dengan keringat dingin, jantung berdegup keras. Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku.
Aku mulai bertanya-tanya, siapa yang harus kupercaya? Apakah benar kematian ibu hanyalah kecelakaan? Ataukah ada seseorang di rumah ini yang menyimpan rahasia kelam? Setiap malam, aku merasa semakin terjebak dalam lingkaran misteri yang tak berujung.
Satu-satunya yang kutahu, bayangan ibu selalu membayangi malam-malamkudan seolah menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan kebenaran.
Malam Terakhir
Malam ini, suara langkah kaki terdengar lebih dekat dari biasanya. Aroma melati begitu pekat, memenuhi setiap sudut kamar. Aku memejamkan mata, berharap semua ini hanya mimpi buruk. Namun, ketika kubuka mata, kulihat ibuku berdiri di kaki ranjang.
Wajahnya kini lebih jelas, matanya menatapku dengan intens. "Sudah waktunya kau tahu segalanya," bisiknya pelan.
Dia menunjuk ke arah lemari tua di pojok ruanganlemari yang selama ini selalu terkunci. Dengan tangan gemetar, aku berjalan mendekat. Saat kunci dimasukkan, lemari itu terbuka perlahan, mengeluarkan bau tanah basah yang menusuk.
Di dalamnya, ada sebuah kotak kayu kecil dan secarik foto lama yang tak pernah kulihat sebelumnya. Di balik foto itu, tertulis sebuah pesan: "Maafkan ibu."
Jantungku berdegup lebih kencang. Aku berbalik untuk menatap ibu, tapi kamar sudah kosong. Hanya suara bisikan samar yang tertinggal, dan bayangan ibu yang perlahan menghilang di balik kegelapan.
Malam itu, aku sadar satu halbeberapa rahasia memang tidak pernah ingin ditemukan. Dan bayangan itu, kini, mulai membayangi siang hariku juga.
Apa Reaksi Anda?






